Kamis, 29 Mei 2014

TUGAS SIP KELAS (RESUME PRESENTASI KELOMPOK 14)



SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS:
SEBUAH ALAT UNTUK PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR TERPADU DI BELIZE, AMERIKA TENGAH

Pengelolaan wilayah pesisir terpadu merupakan proses dinamis dimana strategi terkoordinasi dikembangkan dan diimplementasikan untuk alokasi sumber daya lingkungan, sosial budaya dan institusional untuk mencapai konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan dari beberapa zona pesisir.
Permasalahan yang dihadapi dalam studi ini adalah Negara Amerika Tengah Belize memiliki kepemilikan teritorial karang penghalang terbesar di belahan bumi barat.

Tujuannya adalah :
1.  Menggambarkan perkembangan metodologi untuk menilai sumber daya kelautan yang berbasis pada kemampuan GIS
2. Menggambarkan beberapa keuntungan dari GIS atas pendekatan konvensional untuk pemetaan dan pengolahan data mengenai pengelolaan wilayah pesisir terpadu
3.    Mendeskripsikan penggunaan menggabungkan data penginderaan jauh dengan aplikasi GIS
4. Menguraikan pendekatan yang diambil terhadap kerjasama kelembagaan dan pengembangan pengumpulan data dan manajemen infrastruktur yang berkelanjutan dan saling menguntungkan dalam konteks pengelolaan wilayah pesisir terpadu di Belize.

STUDI KASUS, LATAR BELAKANG DAN MASALAH
Studi kasus dalam penelitian ini adalah South Water Cay dengan konservasi laut. Latar belakang diangkat studi kasus tersebut karena sangat sulit untuk memetakan wilayah karena kurangnya tanah di banyak daerah.

PROSES
Upaya awal yang dilakukan adaah sebagai berikut :
1.    Dibuatnya peta dasar dari luas cadangan keseluruhan dengan cara menukar garis-garis besar dari foto udara monokrom skala 1:35.000.
2.    Mengakomodasi distorsi dari foto udara yang telah didapatkan.

HASIL
1.     Tingkat perkiraan karang penghalang di Belize, menunjukkan lokasi kawasan lindung yang didirikan di zona pesisir; * menandakan daerah perlindungan laut yang diusulkan. Untuk lebih jelasnya lihat peta berikut ini.

2.    Pemetaan daerah konservasi laut South Water Cay

TUGAS SIP KELAS (RESUME PRESENTASI KELOMPOK 13)



DEVELOPING TRANSIT-ORIENTED STRATEGIES FOR
SANANDAI CITY CENTER, IRAN


TUJUAN
Tujuan sistem informasi perencanaan untuk transportasi Sanandaj City Center-Iran adalah untuk mengetahui permasalahan transportasi yang terjadi sehingga dapat ditemukan solusi dari perencanaan tersebut.

LATAR BELAKANG
Perlunya mengkaji sistem informasi perencanaan untuk transportasi Sanandaj City Center iran dilatarbelakangi banyaknya permasalahan transportasi yang terjadi.

PROSES
1.    Tahap 1 : Elemen identifikasi mendasar dari TOD dan prinsip-prinsip utama penggunaan campuran pusat perkotaan berasal dari kajian literatur dan studi kasus.
2.    Tahap 2 : Dalam penelitian ini, analisis SWOT diterapkan untuk mengembangkan strategi dan rencana aksi untuk keberhasilan pelaksanaan inisiatif PTK untuk pusat kota Sanandaj.
3.    Tahap 3 : Pada tahap terakhir penelitian, strategi berasal dari proses analisis SWOT untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada di wilayah studi mengenai prinsip-prinsip PTK.

HASIL
Dari analisis yang telah dilakukan dihasilkan:
1.     pola organik dari jaringan jalan, khususnya yang buntu, permeabilitas daerah ini terlalu lemah dan sebagian besar daerah tangkapan air terutama sejalan dengan karakter pedestrian oriented.
2.    layout jalan orthogonal telah dikenakan pada luar struktur organik dengan gerakan modern yang menciptakan masalah besar untuk konektivitas jaringan pejalan kaki dan keamanan gerakan.
3.   daerah tidak memiliki hirarki yang cukup untuk jaringan jalan dan ruang untuk gerakan efisien dan pemberhentian sistem transportasi umum.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar peta berikut ini.




KESIMPULAN
Sistem Informasi Perencanaan bisa di gunakan dalam bidang ilmu perencanaan transportasi dengan memperlihatkan masalah masalah transportasi sehingga kita bisa memberi solusi melalui hasil analisis konektivitas jaringan jalan dan ruang untuk gerakan efisien serta sistem transportasi umum dalam Sistem Informasi Perencanaan.

TUGAS SIP KELAS (RESUME PRESENTASI KELOMPOK 12)



MEMFASILITASI PERENCANAAN DAN MANAJEMEN PERKOTAAN DI TINGKAT DAERAH MELALUI PENGEMBANGAN SDI
(STUDI KASUS LAHORE-PAKISTAN)

SDI (Spatial Data Infrastruktur) adalah suatu perangkat sistem manajemen data spasial yang mencakup kelembagaan, kumpulan data dasar spasial.

TUJUAN
Dengan adanya SDI dapat memfasilitasi dan mengkoordinasikan berbagai informasi spasial antara stakeholder.

MANFAAT
memungkinkan pengguna untuk menghemat sumber daya, waktu dan upaya menghindari duplikasi usaha yang berhubungan dengan pengumpulan informasi, pemeliharaan dan  integrasi (Chan et al., 2001).

LATAR BELAKANG
-       Terbatasnya informasi mengenai keruangan
-       Keterampilan dan sumber daya terbatas
-       Tidak punya pedoman dan model

INPUT
Input dari penelitian ini adalah mengenai gambaran umum wilayah studi yaitu Kota Lahore di Pakistan dengan luas wilayah 343 km2 dan penduduk perkotaan sekitar 5,1juta jiwa.

PROSES
-       Pengolahan data-data yang berupa data vektor, data raster, alfanumerik dan multimedia.
-       Proses overlay peta

HASIL
-       Adanya peta dasar
-  Adanya peta fisik yang menjelaskan kondisi fisik wilayah seperti kerentanan terhadap bencana, keanekaragaman hayati, oseanografi, iklim dan geofisika, serta data fisik wilayah lainnya.
-       Data tentang penduduk, perumahan, fasilitas masyarakat, ekonomi dll.

KESIMPULAN
Ketersediaan informasi sangat penting dalam merencanakan dan melakukan manajemen perkotaan. SDI sangat berperan dalam memfasilitasi perencanaan dan manajemen perkotaan. Dengan adanya SDI ini pegumpulan informasi dapat dilakukan dengan menghemat sumber daya dan waktu serta upaya untuk menghindari duplikasi.



TUGAS SIP KELAS (RESUME PRESENTASI KELOMPOK 11)


APLIKASI PENGINDERAAAN JARAK JAUH DALAM PENGELOLAAN HUTAN MANGGROVE DI DALAM DAN BERBATASAN DENGAN KAWASAN KONSERVASI LAUT KIUNGA-KENYA

LATAR BELAKANG
1.    Hutan manggrove Kiunga merupakan ekosistem pesisir yang menompang keseimbangan alam dan perekonomian masyarakat
2.    Terjadi over eksploitasi SDA yang diakibatkan jumlah penduduk Kiungan terus bertambah
3.    Lemahnya manajemen terhadap Hutan Manggrove di Kiunga

INPUT
Input dari penelitian ini adalah mengenai gambaran umum KMNR/KMPA Kiunga, yaitu sebagai berikut :
1.    Total area KMPA Kiungan adalah 25.000 ha.
2.    Letak area KMPA Kiungan adalah di sebelah utara Kota Lamu yaitu pada koordinat antara 2◦00S, 41◦13E di utara and 1◦37S, 41◦35E.
3.    Iklim panas denga suhu rata-rata 27C, curah hujan 400-500 mm/bln, bulan hujan panjang dari April-Mei dan pendek pada September-Desember (Bimodal).
4.    Mata pencaharian masyarakat Kiungan nelayan dan petani. Selain itu sebagaian ada yang bermata pencaharian sebagai penjual produk hutan manggrove yaitu kayu manggrove.



Gambar diatas merupakan peta hutan manggrove di Kiunga

PROSES
Adapun pendekatan dan metode penelitian yaitu :
1.    Foto udara dan transek wilayah
     Adapun pemetaan dilakukan untuk  pemetaan penggunaan lahan dan pemetaan rencana 
     operasional lahan.
2.    Teknik sampling
3.    Teknik estimasi volume

HASIL
1.    Peta vegetasi
Terdapat 6 peta sebaran vegetasi di KMNR Kiungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini. 


2.    Detail karakteristik manggrove di KMNR Kiunga




3.    Area densitas manggrove berdasarkan pengelasan



4.    Detail informasi karakteristik pengelasan densitas manggrove di KMNR Kiunga


KESIMPULAN
Aplikasi GIS dalam pengelolaan hutan manggrove adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui sebaran vegetasi manggrove
2.    Untuk mengetahui karakteristik manggrove
Untuk mengetahui area densitas manggrove