Kamis, 29 Mei 2014

TUGAS SIP KELAS (RESUME PRESENTASI KELOMPOK 2)



THE CITY OF BANDUNG AND REVIEW SPATIAL PLANNING STRATEGIES IN 2005

INPUT
1.    Konteks fisik Kota Bandung : Kota Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat yang sekaligus merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Luas Kota Bandung 167,29 km². Secara geografis berada pada 107º 32 '38,91 "E (Bujur Timur)  dan 60º 55' 19.94" S (Lintang Selatan). Ketinggian Kota Bandung yaitu antara 675-1.050 m dpl.
2. Konteks Sosal, Politik dan Kelembagaan : Daerah Kota Bandung telah mengalami perluasan beberapa kali karena populasi penduduk yang meningkat dan adanya kebutuhan politik. Pada tahun 1906 Kota Bandung dinyatakan sebagai derah otonom dengan luas 1.922 Ha. Ini merupakan ekstensi pertama. Ekstensi kedua terjadi pada 12 Oktober 1917 dengan luas 1.871 Ha. 

3.    Konteks kependudukan
     Data mengenai kependudukan di Kota Bandung dapat dilihat dalam peta berikut ini.


4. Konteks perekonomian : Kegiatan ekonomi yang utama di Kota Bandung adalah perdagangan,industri dan jasa.
5.    Konteks lingkungan : Kota Bandung terkait dengan permasalahan banjir dan sampah.

PROSES
1.    Disusunnya strategi perencanaan tata ruang
2.    Disusunnya Masterplan

HASIL
1.    Tersusunnya strategi perencanaan tata ruang Kota Bandung tahun 2004-2008 yang berisi isu pembangunan antara lain: pengembangan sumber daya, pembangunan ekonomi, pengembangan sosial budaya, perencanaan kota, tata kelola yang baik dan APBD.
2.    Tersusunnya Masterplan Kota Bandung tahun 2013 dengan 6 pengembangan kecamatan yang diusulkan sesuai dengan lokasi geografis yang berada pada jalur layanan pusat kota yaitu : Bojonagara, Cibeunying, Tegallega, Karees, Ujungberung dan Gedebage.

EVALUASI
1.  Tidak terlaksana secara keseluruhan mengenai strategi pembangunan perkotaan dalam rencana strategi Kota Bandung dan Masterplan 2013.
2.    Adanya kegagalan dalam menyadari masalah-masalah sosial dan teknis hukum.
3.    Masih terjadi pelanggaran penggunaan lahan seperti halnya di Kota Bandung bagian Utara yang semestinya menjadi kawasan konservasi.

KESIMPULAN
Kegagalan melaksanakan strategis pembangunan perkotaan diakibatkan penerimaan publik yang rendah, pengendalian pembangunan kurang ketat serta keterbatasan hukum dan keuangan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar